Archive

Posts Tagged ‘Sejarah’

Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Penuh Daya Pikat

February 5, 2010 Leave a comment

Masjid Menara Kudus punya gapura yang bentuknya berbeda dengan bangunan masjid pada umumnya di Indonesia. Gapura dan bangunan menara terbuat dari tumpukan batu merah yang menyisakan daya pikat.

Pada bulan Ramadhan, masjid kuno tersebut masih tetap menarik. Bukan saja bagi wisatawan manca negara, tetapi juga para peziarah domestik banyak berdatangan ke tempat tersebut. Banyak wisatawan lokal yang nampak khusuk membaca Alquran di sisi gapura yang berada di dalam masjid. Sengaja mendekati gapura tersebut dengan maksud agar lebih khusuk ketika berdoa. Gapura yang berada dalam masjid tersebut tetap kokoh seperti bentuk aslinya yang kaya nilai historis.

Pada Ramadhan, Masjid Menara Kudus ramai dikunjungi umat Muslim dari berbagai penjuru tanah air. Tak terkecuali para pedagang pun memanfaatkan momentum bulan suci itu untuk meraih keuntungan sambil menjajakan dagangannya di seputar kawasan masjid bersejarah tersebut.

Banyak di antara peziarah memanfaatkan Ramadhan ini selain untuk beritikaf, juga menziarahi makam Sunan Kudus yang lokasinya di sisi barat masjid tersebut. Usai membaca Alquran dan berdoa, para peziarah mengambil wudhu di kolam bagian luar kompleks makam yang terkenal dengan air sejuknya.

Masjid Menara Kudus terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Masjid ini kini menjadi salah satu tempat bersejarah penting bagi umat Islam di Jawa.

Menurut sejarahnya, masjid tersebut berdiri pada 956 Hijriah atau 1549 Masehi dengan nama Masjid Al-Aqsa. Tempat itu dinamakan sama dengan salah satu masjid di Palestina yang kini tetap menjadi perhatian internasional itu.

Menurut kajian historis, adalah Ja`far Sodiq (kemudian dikenal sebagai Sunan Kudus) yang pernah membawa kenangan berupa sebuah batu dari Baitul Maqdis di Palestina untuk batu pertama pendirian masjid yang kemudian diberi nama masjid Al-Aqsa di Kudus itu.

Belakangan justru masjid tersebut populer dengan panggilan Menara Kudus. Hal ini lantaran merujuk pada menara candi di sisi timur yang memakai arsitektur bercorak Hindu Majapahit.

Ketika Islam masuk ke Nusantara, menurut Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, memang dengan bijak para penyebar Islam menghargai tradisi leluhur yang dijumpai sambil memperkenalkan ajaran Al Quran. Sehingga, antara agama dan budaya setempat saling menopang dan saling mengisi. Agama tak berkembang tanpa wadah budaya dan budaya akan hilang arah dan ruh tanpa bimbingan agama.
Read more…